Ekonomi Syari’ah, Jual Beli Yang Allah Haramkan

Aktivitas jual beli merupakan bagian dari hubungan sosial manusia. Aktivitas jual beli termasuk salah satu jalan untuk memperoleh dan mengembangkan harta. Jual beli sudah dilakukan oleh manusia sejak peradaban manusia masih rendah dengan cara barter atau tukar menukar barang. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. 

Seiring dengan perkembangan zaman sistem jual beli semakin beragam. Awalnya jual beli tradisional dipasar lalu berkembang saat ini jual beli on line. Ada yang transparan yang membawa keadilan dan ada juga yang penuh dengan kecurangan. Apalagi ketika ditopang oleh sistem ekonomi Kapitalisme yang berbasiskan riba dan menghalalkan segala cara.

Lafadzh Buyu’ (بيوع) merupakan jama’ dari lafadzh Bai’un (بيع ) yang artinya jual beli. Jual beli secara istilah adalah pemindahan hak milik kepada orang lain dengan imbalan harga. Sedangkan syira’ pembelian adalah penerimaan barang yang dijual (dengan menyerahkan harganya kepada si penjual).

(Ref : Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi. Al-Wajis, Pustaka As-Sunnah, hal 649).

Hukum asal jual beli adalah Mubah atau boleh. Allah SWT berfirman,

وَاَحَلّ َالله ُالْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرّبِوَا

Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(QS. Al-Baqarah : 275).

Meskipun jual beli mubah akan tapi hukum syara’ telah menetapkan ketentuan aktivitas jual beli mulai dari rukun jual beli, syarat sah jual beli dan jenis-jenis jual beli yang diharamkan. Selaku seorang mukmin sejati kita senantiasa berusaha dengan sekuat tenaga mampu untuk mentaati ketentuan Syari’at Allah SWT termasuk dalam perkara muamalah. Hal ini dilakukan semata-mata mengharapkan ridhho Allah SWT dan pada akhirnya tercapai keberkahan hidup. Allah SWT berfirman,

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا} [النساء : 29]

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian.”(QS. An-Nisaa’ :29).

Ada beberapa aktivitas jual beli yang diharamkan diantaranya :

1. Barang yang diperjual belikan adalah barang yang haram seperti : Hewan atau daging babi, anjing, patung berhala, khamar/Alkohol, narkoba dll. 

Rasulullah SAW bersabda,

ِإنَّ اللهَ تَعَالىَ حَرَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ وَاْلمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيْرِ وَاْلأَ صْناَمِ. (رواه البخارى ومسلم).

Artinya : Allah ta’ala melarang jual beli arak, bangkai, babi, anjing dan berhala”. (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Barang yang diperjual belikan adalah bukan barang milik sipenjual. Rasulullah SAW bersabda,

لاَطَلاَقَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ عِتَاقَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ بَيْعَ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ وَلاَ وَفَاءَ بِنَذْرٍ اِلاَّ فِيْمَا يُمْلَكُ.

Artinya : “Tidak ada talak (cerai) kecuali apa yg dimilikinya, tidak membebaskan (budak) kecuali miliknya, tidak menjual miliknya dan tidak ada pemenuhan nadzar kecuali dengan miliknya“.( HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Kecuali pada aqad syamsarah atau percaloan atau keagenan atas izin pemilik barang ia membantu menjualkannya. Tapi hal ini tidak berlaku kepada orang lain dibawah agen karena tidak boleh aqad syamsarah ‘ala syamsarah. 

3. Barang yang diperjual belikan bukan barang yang sudah ditawar oleh orang lain. Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang itu menawar barang yang ditawar oleh muslim yang lain. (HR.Muslim, no.3.889).

5. Jual beli Gharar ( Tidak jelas). Dalam jual beli gharar banyak jenisnya sehingga dapat merugikan salah satu pihak yg beraqad jual beli. Sebagai contoh : Ketidak pastian dalam penentuan barang yang diperjual belikan, ketidak pastian akad, ketidak pastian harga, ketidak pastian barang yg diperjual belikan, ketidak pastian kadar harga atau barang dan ketidak pastian tempo pembayaran.

Rasulullah SAW bersabda,

أنَّ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهىَ عَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ

Artinya : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar (tidak jelas statusnya).” (HR. Muslim).

6. Jual beli sistem aqad ijon. Sebagai contoh : aqad jual beli buah-buahan yang msh mentah diatas pohon atau jual beli hewan ternak yang masih ada didalam kandungan. Rasulullah SAW brrsabda,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثَّمَرَةِ حَتَى تَزْهِىَ قَالُوا وَمَاتُزْهِىَ قَالَ تَحْمَرُّ فَقَالَ إِذَا مَنَعَ اللَّهُ الثَّمَرَةَ فَبِمَ تَسْتَحِلُّ مَالَ أَخِيْكَ؟

Dari sahabat Anas bin Malik r.a bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan buah-buahan (hasil tanaman) hingga menua. Para Sahabat bertanya, Apa maksudnya telah menua? Beliau menjawab, Bila telah berwarna merah. Kemudian beliau bersabda, Bila Allah menghalangi masa panen buah-buahan tersebut (gagal panen), maka dengan sebab apa engkau memakan harta saudaramu (uang pembeli)?”(HR. Bukhari no.1.488).

7. Jual beli dengan 2 aqad dalam satu transaksi. Contoh : Saya jual barang ini kepada mu tapi dengan syarat engkau juga menjual barang ini kepada ku atau engkau membeli barang tsb dariku dan begitu seterusnya. Fakta saat ini sprti bisnis MLM adanya aqad syamsarah dan jual beli. Larangan aqad jual beli seperti ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِيْ بَيْعَةٍ.

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang melakukan dua transaksi dalam satu transaksi jual beli.”(HR.Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

8. Aqad jual beli mengandung unsur riba apakah riba nasyi’ah (denda karena keterlambatan pembayaran cicilan) ataupun riba fadhl ( tukar menukar barang yang tidak sama nilainya). Allah SWT berfirman,

وَاَحَلّ َالله ُالْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرّبِوَا

Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(QS. Al-Baqarah : 275).

*Penutup*

Semoga kita mampu menjadi pengusaha dan pembeli yang adil dan jujur yang kelak dapat hidup bersama Rasulullah SAW disurga. Aamiin..

Wallahu a’lam

Oleh : Tommy Abdillah

(Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha) 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *