Amal Ibadah Sunat Puasa Ramadhan

Amal Ibadah Sunat Puasa Ramadhan

Oleh : Tommy Abdillah

(Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha)

Bulan puasa ramadhan dengan sejumlah keutamaan & kemuliaannya sangat rugi bila disia-siakan berlalu begitu saja tanpa mengisinya dengan berbagai macam amal ibadah dengan harapan terbentuknya individu mukmin & masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Apalagi tidak ada seorangpun yang bisa menjamin akan dipertemukan Allah dengan puasa ramadhan pada tahun yang akan datang.

Ibadah puasa ramadhan terkategori sebagai ibadah pokok (mahdah) yang telah Allah tentukan tata cara pelaksanaannya (kaifiyat) mulai dari syarat sah puasa, rukun puasa, perkara yang membatalkan puasa hingga sunat puasa. Sedangkan yang memiliki otoritas menentukan tata caranya (kaifiyat) adalah Allah ta’ala. Kaidah ushul fiqh menjelaskan,

الأصل في العبادات التوقيف

“Hukum asal pada ibadah adalah tauqifi.”

Klasifikasi Tauqifi

  1. Tauqif Sifat Ibadah
    (التوقيف في صفة العبادة)
  2. Tauqif Waktu Ibadah
    (التوقيف في زمن العبادة)
  3. Tauqif Macamnya Ibadah (التوقيف في نوع العبادة)
  4. Tauqif Tempat Ibadah (التوقيف في مكان العباد)

Sunat-sunat puasa Ramadhan

  1. Makan Sahur.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

Artinya : “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan. (HR. Bukhari)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, Adapun barakah makanan sahur secara zahir yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya rajin beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya karena nampak ringan puasa baginya setelah makan sahur & inilah makna yang benar dari makan sahur. Kemudian juga dengan bangun sahur dapat menjadikannya berdoa & berdzikir di waktu yang mulia.

  1. Mengakhirkan sahur.

Riwayat hadist Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata :

تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ ، قَالَ : قُلْتُ : كَمْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةٍ

“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Dan juga hadits yang marfu’ dari Abu Dzar, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur & menyegerakan berbuka” (HR. Ahmad, sanadnya dha’if).

  1. Menyegerakan berbuka puasa bila sudah masuk waktu berbuka.
  2. Hendaknya berbuka dengan kurma matang atau kurma biasa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam biasa berbuka dengan beberapa buah kurma matang sebelum melaksanakan shalat, jika tidak ada kurma matang maka dengan kurma biasa, jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.(HR. Abu daud).
  3. Berdoa ketika berbuka puasa.
  4. Bersikap dermawan yaitu senantiasa mengeluarkan infaq & shadaqah termasuk memberikan makanan buka puasa.
  5. Rajin membaca Al-qur’an yaitu kita targetkan mampu khatam membacanya selama bulan ramadhan dengan bacaan yang baik & benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
  6. Menjaga diri dari perkara-perkara maksiat yang dapat membatalkan ibadah puasa yaitu menjaga ucapan-ucalan yang kotor, dusta & ghibah.
    Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya : “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Penutup

Semoga Allah jadikan puasa ramadhan tahun ini yang sedang kita tunaikan menjadi puasa ramadhan terbaik yang menghantarkan kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Aamiin ya Allah ya rabbal’alamin

Wallahu a’lam

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *